
Kabupaten
Lebak- Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Lebak menggelar acara Bincang Pariwisata
dan Budaya yang menjadi bagian dari Event Seba Baduy 2025, bertempat di Gedung Wisma
Sugri, Rangkasbitung. Jum’at, 02/05/2025.
Acara
ini diselenggarakan sebagai wadah untuk berbagi pengetahuan maupun pengalaman tentang
pengembangan pariwisata dan pelestarian kebudayaan. Acara ini dibagi menjadi 2
sesi, yaitu Diskusi Pariwisata “Penguatan Kelembagaan Geopark Bayah Dome Untuk
Kepengelolaan yang Efektif dan Berkelanjutan” dan Diskusi Budaya “Peran Generasi Muda dalam Melestarikan Nilai-Nilai
Luhur Tradisi”.
Dalam
Diskusi Pariwisata “Penguatan Kelembagaan Geopark Bayah Domes Untuk
Kepengelolaan yang efektif dan Berkelanjutan”, Sekretaris Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Lebak
memaparkan terkait potensi pariwisata di
Kabupaten Lebak dan Geopark Bayah Dome sebagai penggerak pertumbuhan
pariwisata yang terdampak pada
peningkatan pendapatan masyarakat lokal.
Selain itu Tata Hendra sebagai
perwakilan Tim Geopark Bayah Dome) memberikan penjelasan mendalam tentang
Geopark Bayah Dome, termasuk nilai geologis dan strateginya untuk pembangunan
berkelanjutan. Terdapat narasumber lainnya yang ikut hadir dalam diskusi
pariwisata.
Setelah
diskusi pariwisata selesai, kemudian dilanjutkan Diskusi Budaya “Peran Generasi Muda dalam Melestarikan Nilai-Nilai
Luhur Tradisi”. Ruka Simbolinggi, Sekretaris Jenderal Aliansi Masyarakat Adat
Nusantara, memaparkan program aliansi masyarakat adat yang bertujuan melibatkan
anak muda, serta peran adat dalam kebijakan daerah. Beliau juga menekankan
pentingnya membangun kesadaran identitas budaya di kalangan muda. Sedangkan Badrul
Munir, Ketua Tim Pemajuan Kebudayaan Lebak, menjelaskan fungsi dewan kebudayaan
sebagai jembatan antara komunitas, budayawan, dan pemerintah daerah. Dewan ini
menjadi wadah menyuarakan aspirasi, termasuk membuka ruang partisipasi bagi
anak muda untuk ikut terlibat dalam perencanaan dan pelaksanaan program
pemajuan kebudayaan. Maka kesimpulannya yaitu pelestarian budaya adalah
tanggung jawab bersama, bukan hanya pemerintah atau komunitas adat, tetapi juga
masyarakat luas, termasuk generasi muda. Generasi muda memiliki posisi
strategis sebagai penghubung antara nilai-nilai tradisi dengan dunia modern
melalui kreativitas, media sosial, dan industri kreatif. Sinergi antara
pemerintah, industri, komunitas adat, dan pemuda sangat penting untuk
memastikan bahwa warisan budaya tetap hidup dan relevan di era sekarang.







