KASEPUHAN CISITU MENYELENGGARAKAN KEGIATAN RASYUL (PONGOKAN)
Sarmin | 14 Juli 2025 | Dibaca 26 kali

Kegiatan Rasyul(Pongokan) di Kasepuhan Cisitu)

Istilah "Rasyul (Pongokan)" dalam konteks adat Kasepuhan Cisitu:

Rasyul (Pongokan) — Larangan Aktivitas Selama 7 Hari di Kasepuhan Cisitu

Rasyul atau sering disebut juga Pongokan, adalah sebuah aturan adat yang berlaku di lingkungan masyarakat Kasepuhan Cisitu, yang bermakna larangan melakukan aktivitas di luar pemukiman selama jangka waktu tertentu — biasanya 7 hari.

Larangan ini diberlakukan menjelang dan selama pelaksanaan acara adat besar yaitu Seren Taun, sebuah tradisi syukuran panen dan harapan untuk hasil tani yang lebih baik di masa depan.

Makna dan Filosofi Rasyul (Pongokan):

1. Ketenangan Spiritual: Rasyul memberi ruang untuk seluruh masyarakat adat merenung, berdoa, dan memusatkan diri pada proses sakral adat. Semua aktivitas duniawi dihentikan sementara sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur dan alam.

2. Persiapan Batin dan Fisik: Masa larangan ini menjadi waktu persiapan, baik secara lahir maupun batin, untuk menyambut Seren Taun — acara penting dalam kalender budaya Kasepuhan.

3. Menjaga Harmoni dengan Alam: Larangan ini juga dimaknai sebagai bentuk istirahat bagi alam, khususnya lahan pertanian, dan bentuk penghormatan terhadap siklus alam yang dianggap sakral.

4. Kebersamaan Komunal: Masyarakat berkumpul, bekerja sama dalam kegiatan di dalam pemukiman, memperkuat nilai gotong royong, rukun, dan kebersamaan.

 

Aktivitas yang Dilarang Saat Rasyul:

a.    Masuk atau bekerja di ladang, kebun, atau hutan.

b.    Menjalankan aktivitas ekonomi di luar lingkungan kampung.

c.     Melakukan perjalanan keluar kampung tanpa alasan darurat.

Durasi dan Waktu Pelaksanaan:

Umumnya berlangsung selama 7 hari penuh sebelum puncak acara Seren Taun.

Waktu pastinya ditentukan oleh para Tetua Adat berdasarkan perhitungan adat dan alam.

 

"Rasyul" atau "Pongokan" bukan sekadar larangan, melainkan bentuk kearifan lokal yang mengandung nilai-nilai spiritualitas, kebersamaan, serta penghormatan terhadap siklus kehidupan dan alam. Tradisi ini menjadi bukti bahwa masyarakat adat seperti Kasepuhan Cisitu memiliki sistem budaya yang sangat mendalam dan penuh makna.

BAGIKAN :